Matan hadith
من تركَ اللباسَ تواضُعًا للهِ وهو يقدِرُ عليه ، دعاه اللهُ يومَ القيامةِ
على رؤوسِ الخلائقِ حتى يُخَيِّرَهُ منَ أيِّ حُلَلِ الإيمانِ شاءَ يَلْبَسُهَا
Terjemahan
Barangsiapa yang meninggalkan
(menjauhkan diri dari) suatu pakaian (yang mewah) dalam rangka tawadhu’ (rendah
hati) karena Allah, padahal dia mampu (untuk membelinya / memakainya), maka
pada hari kiamat nanti Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluq, lalu
dia dipersilahkan untuk memilih perhiasan / pakaian (yang diberikan kepada)
orang beriman, yang mana saja yang ingin dia pakai
Takhrij
HR. Tirmidzi no. 2481, Ahmad no.
15231, daripada Muadz bin Anas ra.
Dihasankan oleh Imam Tirmidzi,
Syaikh Al-Albani dalam Sahih Jami’ no. 6145 dan Syikh al-Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad
As-Suyuthi mensahihkannya dalam
Jamius Saghir no. 8565
Faedah Hadith
·
Hadith ini tidak menunjukkan tercelanya memakai
pakaian mewah, namun hadith ini memberi motivasi untuk zuhud & tawadhu‘
(rendah hati).
·
Meninggalkan pakaian mewah bukan karena tak mampu,
namun kerana tawadhu‘.
·
Jika meninggalkan pakaian mewah yang mampu dia beli,
namun bukan dalam rangka tawadhu‘, maka tidak ada keutamaannya.
·
Meninggalkan pakaian mewah bukan bereti memakai
pakaian compang-camping, namun maksudnya adalah “sederhana” (sedang-sedang
saja) dalam berpakaian.
Rujukan
Fatwa Soaljawab Islam
no. 228099, 97019
https://muslimah.or.id/7637-meninggalkan-pakaian-mewah-karena-tawadhu.html
No comments:
Post a Comment