Takhrij

Thursday, 26 August 2021

Kisah hikmah Luqman al-Hakim dan keledai tunggangannya

 

Teks kisah

 

Dalam sebuah kesempatan, saat Luqman mengajari puteranya dengan kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat, Luqman berkata, ”Wahai putraku! Lakukanlah hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agama dan duniamu. Terus lakukan hingga kau mencapai puncak kebaikan. Jangan pedulikan omongan dan cacian orang, Sebab takkan pernah ada jalan untuk membuat mereka semua lega dan terima. Takkan pula ada cara untuk menyatukan hati mereka.”

 

”Wahai puteraku! Datangkan seekor keledai kepadaku, dan mari kita buktikan.”

 

Luqman bermaksud mengajak puteranya jalan-jalan di tengah masyarakat untuk membuktikan bahawa membuat semua orang “berpuas hati” itu sangatlah sulit. Bahkan boleh dibilang sama sekali tidak mungkin terjadi.

 

Apapun yang diperbuat oleh seseorang akan selalu ada yang mempersalahkan. Selalu saja ada yang tidak setuju. Kemudian perjalanan mereka segera dimulai.

 

Luqman menaiki keledai dan menyuruh puteranya berjalan menuntun keledai. Sekelompok orang yang menangkap pemandangan –yang menurut mereka- aneh tersebut, segera berkomentar mencaci: ”Anak kecil itu menuntun keledai, sedang orang tuanya duduk nyaman di atas keledai. Alangkah bongkak dan sombongnya orang tua itu.”  Luqman pun berkata: ”Puteraku, cuba dengar, apa yang mereka katakan.”

 

Luqman lalu bergantian dengan puteranya, kini giliran Luqman yang menuntun keledai, dan puteranya naik di atasnya. Mereka melanjutkan perjalanan hingga bertemu sekelompok orang.

 

Tak pelak, orang-orang pun segera angkat bicara setelah menangkap pemandangan yang tak nyaman di mata mereka. ”Lihatlah, anak kecil itu menaiki keledai, sementara orang tua itu malah berjalan kaki menuntunnya. Sungguh, alangkah buruknya akhlak anak itu.”  Luqman kemudian berkata kepada puteranya: ”Anakku, dengarlah apa yang mereka katakan.”

 

Mereka berdua melanjutkan perjalanan. Kali ini, keduanya menaiki keledai mungil itu. Mereka berdua terus berjalan hingga melewati sekelompok orang yang duduk-duduk di pinggir jalan. Lagi-lagi, mereka unjuk gigi saat melihat Luqman dan puteranya.

 

”Dua orang itu naik keledai berboncengan, padahal mereka tidak sakit. Mereka mampu berjalan kaki. Ahh, betapa mereka tak tahu kasihan pada haiwan,” sindir seseorang yang melihat luqman. ”Lihatlah apa yang mereka katakan, wahai puteraku!” Luqman kembali menasihati puteranya.

 

Tanpa menghiraukan caci maki orang-orang itu, Luqman dan puteranya kembali melanjutkan perjalanan. Terakhir kali, mereka berjalan kaki bersama, sambil menuntun keledai.

 

”Subhanallah! Lihat, dua orang itu menuntun keledai bersama, padahal keledai itu sihat dan kuat. Kenapa mereka tidak menaikinya saja? Ahh, betapa bodohnya mereka.”

 

”Dengarlah apa yang mereka katakan! Bukankah telah aku katakan padamu? Lakukan apa yang bermanfaat bagimu dan jangan kau hiraukan orang lain. Aku harap kau bisa mengambil pelajaran dari perjalanan ini,” kata Luqman mengakhiri perjalanan bersama puteranya.

 

 

Takhrij

 

Walaupun kisah ini masyhur disebutkan ramai asatizah, setakat pencarian saya, kisah ini tidak ditemukan dalam rujukan muktabar sunnah.

 

Kisah ini dengan matan hampir serupa dengan kisah disebutkan, ada ditemukan dari sumber Syiah, antaranya Fathul Abwab Ibnu Thawus hal. 307-308, dan Biharul Anwar 68/361,tanpa sanad yang lengkap.

 

 

فركب لقمان الحمار وترك ابنه يمشي خلفه

فمرّا على جماعة من الناس فسمعهم يقولون : انظروا الى هذا الرجل العجوزكم هو قسي القلب وعديم الرحمة ، كيف ركب الحمار وترك ابنه ماشياً وراءه ،

 

من الحمار وركب ابنه وسارا .

حتى مرّا على جماعةٍ آخرين فسمعهم يقولون : انظروا الى هذا الابن والاب . الاب لم يربّ ابنه تربية جيدة والابن لم يحترم ويرحم أباه .

 

فنزل الابن من على ظهر الحمار وسارا معاً خلف الحمار

فسمعوا جماعة من الناس يقولون : عجيب أمر هذين الرجلين تركا الحمار يمشي ولم يركباه وسارا خلفه .

 

فركب لقمان وابنه على ظهر الحمار

فمرّا على جماعةٍ آخرين فسمعهم يقولون : انظروا الى هذين الرجلين ، عديمي الرحمة ركبا الحمار على ضعفه .

 

عندها نظر لقمان الى ابنه وقال له : بنيّ العزيز هل نظرت الى ان إرضاء الناس لا يدرك ؟ فلا تلتفت اليهم واشتغل برضى الله جل جلاله



No comments:

Post a Comment