Rasulullah s.a.w. bersabda “Sesungguhnya Allah s.w.t. masih mahu menilik
(melihat) kepada orang kafir (walaupun mereka tidak menyembahnya) tetapi Allah
tidak mahu menilik (memandang) kepada orang yang sombong. Sesungguhnya Nabi
Sulaiman Ibnu Daud menaiki angin (di atas permaidani) serta duduk berteleku,
lalu baginda merasa ujub (hebat) dalam hatinya, maka baginda dicampakkan hingga
jatuh ke tanah (Riwayat Thabrani).
Analisis
Pada suatu hari Nabi Sulaiman as. terbang dengan menggunakan
permadaninya membeliti tempat yang luas, ia menonton apa yang diberikan,
dianugrahkan, dan ditundukkan Allah untuknya, maka timbullah rasa bangga dalam
dirinya. Ketika ia merasa bangga atas kebesaran dan kekuatan yang dimilikinya,
maka bergoyanglah permadaninya dan 12000 (dalam jewishencyclopedia.com
dikemukakan sebanyak 40000) pasukannya jatuh dari permadani tersebut hingga
menyebabkan mati. Lalu ia memukul permadaninya dengan bambu kecil yang ada di
tangannya dan bercakap “Luruslah, hai permadani!” “Sampai kamu sendiri lurus
wahai Nabi Sulaiman as.” istilah permadaninya menimpali. Mendengar balasan
tersebut, Nabi Nabi Sulaiman as. sedar bahwa permadani itu bergoyang atas
perintah Allah Swt., Maka bersujudlah Nabi Sulaiman as. dan memohon ampun
kepada Allah Swt. atas apa yang terjadi pada dirinya.
Takhrij
Tak dapat ditemukan riwayat tersebut dari sumber-sumber yang muktabar.
Riwayat ini kemungkinan berasal dari riwayat Israiliyat (http://www.jewishencyclopedia.com/articles/13842-solomon#2945).
No comments:
Post a Comment