Thursday, 11 February 2021

Hadith golongan yang tersesat kerana mentakwil ayat mutasyabihat

 

Sanad dan matan hadith

 

 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ التُّسْتَرِيُّ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ:

 

تَلاَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيْلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهُ إِلَّا اللهُ وَالرَّاسِخُوْنَ فِي الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوْ اْلأَلْبَابِ }[3 /آل عمران /7] قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمُ الَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَأُولَئِكَ الَّذِيْنَ سَمَّى اللهُ فَاحْذَرُوْهُمْ

 

Terjemahan

 

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab telah menceritakan kepada kami Yazid bin Ibrahim At Tusturi dari ‘Abdullah bin Abu Mulaikah dari Al Qasim bin Muhammad dari ‘Aisyah Radhiyallahu’anha, dia berkata:

 

Bahawa Nabi shallaallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca ayat berikut ini: Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat darinya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami. Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal. [Ali ‘Imran : 7] Aisyah berkata: kemudian Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Apabila kalian melihat orang-orang yang mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat, maka mereka itulah adalah yang disebutkan oleh Allah Waspadalah kalian terhadap mereka!(Sahih Muslim no. 2665).

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُّحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

 

“Dialah yang menurunkan al-Kitab (Al-Qur-an) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi Al-Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: ‘Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami.’ Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [Ali ‘Imran: 7]

 

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

 فَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَأُوْلَئِكَ الَّذِيْنَ سَمَّى اللهُ فَاحْذَرُوْهُمْ.

 

“Apabila engkau melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyaabihaat, mereka itulah yang dimaksudkan oleh Allah, maka waspadalah terhadap mereka.” (HR. Bukhari no. 4547 dan Muslim no. 2665, daripada Aisyah ra).

 

Maksud mengikuti ayat-ayat mutasyabihat itu adalah merujuk kepada golongan yang suka mentakwil ayat mutasyabihat (jelas sangat dah terangkan dalam al-Quran) sehingga menimbulkan fitnab, mengubah Kalam Allah, dan mempermainkan Kitab Allah dan Sunnah RasulNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan memahami Al-Quran dan As-Sunnah sesuai dengan hawa nafsu mereka yang menyesatkan dan sesuai dengan bidaah-bidaah mereka yang rosak, mereka inilah yang disebutkan Nabi saw orang yang condong kepada kesesatan, orang beginilah patut kita jauhi. (As-Syaukani, Fathul Qadir 2/128-129).

 

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadith ini ada tahdzir (peringatan keras) dari bergaul dengan ahli zaigh (orang-orang yang menyimpang), ahli bidaah, dan orang yang suka mengikuti perkara musykil (samar) dengan tujuan menimbulkan fitnah.”

 

Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Maksud hadith ini adalah tahdzir (peringatan keras) dari mendengar ucapan orang yang mengikuti ayat mutasyabihat (samar maknanya) dari al-Qur’an… Kelompok yang pertama kali muncul (mengambil ayat mutasyabihat) adalah Khawarij. Bahkan, ada riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwa beliau menafsirkan ayat ini (orang yang mengikuti ayat mutasyabihat), mereka adalah Khawarij.” (Fathul Bari 8/211).

 

Berbekal perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadith  inilah, para ulama bangkit dan berdiri di barisan terdepan dalam memerangi segala penyimpangan, serta memperingatkan umat dari bahaya pengekor hawa nafsu, membongkar kesesatan mereka yang berpenyakit dan bermaksud menimbulkan fitnah. Tujuannya pasti, membela agama Allah subhanahu wa ta’ala dan menjaga Islam dari segala noda yang mengotori kemurniannya.

 

Al-Khaththabi berkata, “Ayat mutasyabih ada dua jenis.

 

Pertama, ayat mutasyabih yang jika dikembalikan kepada ayat muhkam akan diketahui maknanya (dengan jelas).

 

Kedua, ayat mutasyabih yang memang tidak mungkin untuk mencapai hakikatnya (seperti hakikat sifat Allah subhanahu wa ta’ala).” (Fathul Bari, 8/211)

 

Kesimpulan

 

Golongan yang terselamat adalah orang beriman apa adanya pada ayat mutasyabihat atau kembalikan kepada ayat muhkam yang jelas.

 

Golongan tersesat adalah yang cuba mentakwil-takwilkan dengan hawa nafsu sehingga menimbulkan fitnah.

 

Rujukan

 

https://asysyariah.com/kemurnian-agama-terjaga-dengan-peringatan-ulama/

No comments:

Post a Comment

Kisah hamil perempuan mandul di zaman nabi musa as

  Matan kisah   Seorang wanita telah datang kepada Nabi Musa. Wanita itu berkata: “Doalah kepada Tuhanmu agar mengurniakan kepadaku seor...