Imam Syafi’e pernah berkata:
مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا قَطُّ عَلَى الْغَلَبَةِ
“Aku tidak pernah berdebat untuk
mencari kemenangan” (Tawali Ta’sis hal. 113 oleh Ibnu Hajar)
Namun, jika yang kita hadapi
ternyata adalah orang-orang jahil, maka lain perkaranya. Bahkan Imam Syafi'i
rahimahullah berkata :
"Aku mampu berhujah dengan
10 orang yang berilmu, tetapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil, kerana
orang yang jahil itu tidak pernah faham landasan ilmu."
Imam Syafi'i Rahimahullah dalam
sikap menghadapi orang-orang jahil:
ﺍِﺫَﺍ ﻧَﻄَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻔِﻴْﻪُ ﻭَﺗُﺠِﻴْﺒُﻬُﻔَﺦٌﺮْﻳَ ﻣِﻦْ ﺍِﺟَﺎﺑَﺘِﻪِ ﺍﻟﺴُّﻜُﻮْﺕُ
"Apabila orang bodoh
mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam , tidak
menanggapi."
ﻓَﺎِﻥْ ﻛَﻠِﻤَﺘَﻪُ ﻓَﺮَّﺟْﺖَ ﻋَﻨْﻬُﻮَﺍِﻥْ ﺧَﻠَّﻴْﺘُﻪُ ﻛَﻤَﺪًﺍ ﻳَﻤُﻮْﺕُ
"Apabila kamu melayani, maka
kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu
menyakiti hati"
ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﺳَﻜَﺖَّ ﻭَﻗَﺪْ ﺧُﻮْﺻِﻤَﺖْ ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻬُﻤْﺎِﻥَّ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺏَ ﻟِﺒَﺎﺏِ
ﺍﻟﺸَّﺮِ ﻣِﻔْﺘَﺎﺡُ
"Apabila ada orang bertanya
kepadaku,’jika ditentang oleh musuh, apakah engkau diam?’.”
Jawapku kepadanya: “Sesungguhnya
untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.”
ﻭَﺍﻟﺼُّﻤْﺖُ ﻋَﻦْ ﺟَﺎﻫِﻞٍ ﺃَﻭْ ﺃَﺣْﻤَﻖٍ ﺷَﺮَﻓٌﻮَﻓِﻴْﻪِ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﻟِﺼَﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌِﺮْﺽِ
ﺍِﺻْﻠَﺎﺡُ
"Sikap diam terhadap orang
yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan
adalah suatu kebaikan."
Lalu Imam Syafi'i berkata :
ﻭَﺍﻟﻜَﻠﺐُ ﻳُﺨْﺴَﻰ ﻟَﻌَﻤْﺮِﻯْ ﻭَﻫُﻮَ ﻧَﺒَّﺎﺡُ
"Apakah kamu tidak melihat
bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam? Sedangkan seekor anjing
dibuat permainan karena ia suka menggonggong ?" (Diwan As-Syafi’i karya
Yusuf Asy-Syekh Muhammad Al-Baqa’i)
Beliau rahimahullah menambahkan :
"Orang bodoh mencercaku
dengan kata-kata buruk. Maka aku tidak ingin untuk menjawapnya. Dia bertambah
pandir dan aku bertambah lembut, seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah
wangi" (Diwan Asy-Syafi’i hal. 156).
No comments:
Post a Comment