Ia termasuk dalam hadith-hadith panji hitam yang menerangkan ciri-ciri pasukan
tersebut seperti berserban serba hitam berbaju putih dan lain-lain.
Hadis pasukan panji hitam disebutkan dalam sejumlah kitab hadis.
Secara umum hadis tentang pasukan panji hitam berstatus lemah bahkan ada
yang munkar.
1) hadis pertama: riwayat dari jalur Sufyan Tsauri, dari Khalid
Al-Hadza’, dari Abi Qilaabah, dari Abi Asmaa’, dari Tsauban secara marfu’.
Ada tiga orang yang akan saling membunuh di sisi simpanan kalian; mereka
semua adalah putera khalifah, kemudian tidak akan kembali ke salah seorang dari
mereka. Akhirnya muncullah panji-panji hitam dari arah timur, lalu mereka akan
memerangi kalian dengan peperangan yang tidak pernah dilakukan oleh satu kaum
pun… (lalu beliau menutur-kan sesuatu yang tidak aku fahami, kemudian beliau
berkata:) Jika kalian melihatnya, maka bai’atlah dia! Walaupun dengan merangkak
di atas salju, karena sesungguhnya ia adalah khalifah Allah al-Mahdi
[HR. Ibnu Majah no.4084, Al-Bazzaar (2/120), Al-Hakim (4/510)]
Yang melemahkan dan bahkan memunkarkan hadis ini:
Imam Adz-dzahabi : “hadis munkar” dalam “mizaanul i’tidaal”
(3/218)
Imam Ibnul Jauzi di dalam kitab Al-Ahadits Al-Wahiyah : 1445
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam kitab Al-Qaulul Musaddad : 45,
beliau berkata ; ‘Ali bin Zaid di dalamnya ada kelemahan.’”
al-Hakim menilai hadis ini sahih berdasarkan piawai al-Bukhari dan
Muslim.
Maka,
Seandainya Khalid Al-Hadzdza’ diterima, riwayat al-Hakim masih mempunyai masalah lain. Iaitu pada perawi bernama Muhammad bin Ibrahim bin Arumah dan Abu
Abdillah al-Shaffar yang tidak diketahui biografinya (majhul). Hadis yang dalam
sanadnya terdapat perawi majhul . Di sini dapat disimpulkan riwayat ini dhaif.
2) hadis kedua,riwayat yang dikeluarkan oleh banyak Imam Mukharrij
bermuara hanya kepada Yazid bin Abi Ziyad
Jalur hadis lainnya, Hanan bin Sudair, dari ‘Amr bin Qais al-Mala’i,
dari al-Hakam, dari Ibrahim.
Ketika kami berada di sisi Rasulullah (SAW), tiba-tiba datang sekumpulan
anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila terpandang pada mereka, maka kedua
air mata Rasulullah berlinang dan wajah baginda berubah. Aku pun bertanya,
“mengapakah kami melihat pada wajahmu sesuatu yang kami tidak sukai?” Baginda
menjawab, kami Ahlul Bait telah Allah pilih untuk kami Akhirat lebih dari
dunia. Kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran selepasku kelak
sehinggalah datang suatu kaum dari sebelah Timur dengan membawa bersama-sama
mereka panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak
diberikannya. Maka mereka pun berjuang dan beroleh kejayaan lalu diberikanlah
apa yang mereka minta itu tetapi mereka tidak menerima sehinggalah mereka
menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang memenuhi bumi
dengan keadilan sebagaimana ia dipenuhi dengan kedurjanaan. Siapa di antara
kamu yang sempat menemuinya maka datangilah mereka walaupun merangkak di atas
salji.”
[HR. Abi Syaibah (7/527), Ibnu Majah no. 4082, Abu Ya’la
dalam “Al-Musnad” (9/17) dari Jalur Abu Bakar bin ‘Ayaash dan Thabrani dalam
“Al-Ausath” (6/29) dari Jalur Shabaah bin Yahya al-Mazni dan Ibnu ‘Adi dalam
“Al-Kamal” (9/164) dan Ajri dalam “As-syari’ah” (5/2177)].
Al Mizzi dalam kitab Tahdzibul kamal (32/135): terdapat perawi lemah
hafalan dan Syiah (Yazid bin Abi Ziyad), Ibnu Ma’in menilai hadis-hadisnya
tidak bisa dipakai hujjah.
Terdapat perawi Syiah dan pendusta bernama Hanān ini Ibnu Abi Dārim
(Lisanul Mizan 3/304; Al-Fawaid Al-Majmu’ah Fiel Ahadits Al-Maudhu’at;
Asy-Syaukani. Tahqiq Al-Mu’allimy. Hal. 355).
3) Jalur riwayat Imam At-Tirmidzi no. 2269 yang bermuara ke Risydīn bin
Sa’d.
Akan muncul dari khurusan panji-panji hitam, maka tidak ada sesuatu pun
yang bisa mencegahnya sehingga panji-panji itu ditancapkan di Eliya’ (Al-Quds;
Palestin).
[HR. Tirmidzi no. 2269]
Imam Ahmad berharap Risydīn bin Sa’d rawi baik, namun Abu Zur’ah menilai
ia rawi dhaif. Abu Hatim menilai dia perawi yang munkar. Bahkan Imam An-Nasai
lebih keras lagi menilai : “dia rawi matruk. Haditsnya dhaif dan tidak
ditulis”(Tahdzibul Kamal No.1911. Tahdzibu At-Tahdzib No. 526).
Ibnu Hajar menyimpulkan di kitabnya at-Taqrīb “dia (Risydin bin Sa'd)
itu rawi dhaif” (Taqribu At-Tahdzib, Tahqiq Abul Asybal. Hal. 326).
4) hadis keempat,
Dari jalur Katsir bin Yahya, dari Sharik bin Abdullah, dari Ali bin
Zaid, dari Abi Qilaabah, dari Abu Asma al-Rahbi, dari Tsauban.
Apabila kalian melihat panji–panji hitam yang datang dari khurosan maka
datangilah (kelompok itu) karena disana terdapat khalifah Allah yakni
Al-Mahdi”.
[HR. Ahmad no. 22387]>
Imam Adz-dzahabi : “hadis munkar” dalam “Mizaanul i’tidaal”
(3/218).
Syeikh al-Arnauth menilai hadis ini dhaif jiddan dalam tahqiq Musnad
(14/383).
Ibnu Qayyim berkata Ali bin Zaid dia dhaif dan munkar dalam Manar Munif
no. 115.
5) Hadis kelima sebuah atsar dari Ali bin Abi Thalib. Dari jalur Al
Waliid dan Risydiin dari Ibnu Lahii’ah dari Abi Qabiil dari Abi Ruuman dari Ali
ra.
Jika kamu melihat bendera-bendera hitam, maka tetaplah di tanah [mu] dan
janganlah menggerakkan tangan dan kakimu, kemudian muncul kaum yang lemah,
tidak ada yang menghiraukan mereka, hati mereka seperti potongan besi, mereka
adalah shahibul daulah, mereka tidak menepati perjanjian dan kesepakatan,
mereka mengajak kepada kebenaran tetapi mereka bukan termasuk ahlinya, nama
mereka adalah kuniyah dan nisbat mereka kepada desa, rambut mereka terjuntai seperti
rambut wanita hingga akhirnya mereka berselisih di antara mereka kemudian Allah
akan mendatangkan kebenaran kepada orang yang Dia kehendaki.
[HR. Nu’aim bin Hammaad dalam al-fitan no. 57, Kanz Al ‘Ummaal Muttaqiy
Al Hindiy no. 31530.]
Namun demikian riwayat diatas juga tidak luput dari cacat dan kelemahan.
Bahkan Nu’aim bin Hammad sendiri dituding sering menukilkan riwayat yang
munkar, sebagaimana yang dinyatakan oleh imam adz Dzahabi : “Tidak diperbolehkan
seorangpun untuk berhujjah dengannya dan sungguh ia telah menulis kitab Al
Fitan maka ia mendatangkan di dalamnya riwayat-riwayat yang menghairankan dan
riwayat-riwayat mungkar (Siyaar A’lam An Nubalaa’ 10/60)
Walid bin Muslim pula terkadang melakukan tadlis dari para pendusta”
[Siyaar A’lam An Nubalaa’ 9/216]
Abdullah bin Lahii’ah seorang yang dhaif tetapi dapat dijadikan i’tibar
hadisnya, dan hadisnya sahih jika yang meriwayatkan darinya Al ‘Abadillah yaitu
‘Abdullah bin Mubarak, Abdullah bin Wahb, Abdullah bin Yazid Al Muqriiy dan
‘Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabiy [Tahrir Taqrib At Tahdzib no. 3563]
Kesimpulan:-
Ibnu Katsir dalam kajiannya terhadap semua hadis panji hitam:-
Ibnu Kathir yang menyatakan semua sanad hadis pasukan panji hitam bermasalah.
Kerana terdapat perawi-perawi kurang kredibiliti dalam sanad hadis
masing-masing (al-Bidayah wa al-Nihayah 6/278).
Senada dengan pandangan Ibnu Katsir, Nadhatul Ulama melalui unit kajian
tafsir dan hadis berkenaan hadis panji hitam berkata ia lemah bahkan dhaif
jiddan (NU online post no.103588).
No comments:
Post a Comment