Matan hadith
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ
مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ،
وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ
السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ
مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
Terjemahan
Di antara amalan yang tetap mengalir pahalanya bagi seorang mukmin saat
dia telah wafat :ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak soleh yang dia tinggalkan,
mushaf al-Qur'an yang dia bagi-bagikan, masjid yang dia bangun, atau, sebuah
rumah yang dia bangun untuk para musafir, sungai yang dia alirkan, dan sedekah
yang dia dermakan pada saat dia sihat dan masih hidup namun tetap bermanfaat
setelah wafatnya.
Takhrij
HR. Ahmad 14/439 dari Abu Hurairah ra. Sanadnya didhaifkan oleh Syeikh
al-Arnauth.
Hadith ini dhaif menurut al-Baihaqi, Ibnu Hibban, al-Haisami, dan
al-Munziri kerana perawi Muhammad bin Ubaidullah al-‘Arzami. Abu Nu’aim
menyatakan gharib hadith dari Qatadah, tafarrud (bersendirian)nya Abu Nu’aim
dari al-‘Arzami. Dinilai sahih oleh al-Suyuthi,
dan al-Munziri pula menyatakan sanadnya sahih atau hasan atau yang
hampir dengannya pada riwayat yang lainnya. Al-Albani menilainya hasan dalam
Sahih Jami’ no. 2231.
No comments:
Post a Comment