Sanad dan matan hadith
وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ أَبُو سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ -يَعْنِي ابْنَ حَازِمٍ-
قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا يَزِيدَ يُحَدِّثُ قَالَ: لَقِيَتِ امْرَأَةٌ عُمَرَ -يُقَالُ
لَهَا :خَوْلَةُ بِنْتُ ثَعْلَبَةَ- وَهُوَ يَسِيرُ مَعَ النَّاسِ، فَاسْتَوْقَفَتْهُ،
فَوَقَفَ لَهَا، وَدَنَا مِنْهَا، وَأَصْغَى إِلَيْهَا رَأْسَهُ، وَوَضَعَ يَدَيْهِ
عَلَى مَنْكِبَيْهَا حَتَّى قَضَتْ حَاجَتَهَا وَانْصَرَفَتْ. فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ:
يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، حَبَسْتَ رِجَالَاتِ قُرَيْشٍ عَلَى هَذِهِ الْعَجُوزِ؟
قَالَ: وَيْحَكَ! وَتَدْرِي مَنْ هَذِهِ؟ قَالَ: لَا. قَالَ: هَذِهِ امْرَأَةٌ سَمِعَ
اللَّهُ شَكْوَاهَا مِنْ فَوْقِ سَبْعِ سَمَاوَاتٍ، هَذِهِ خَوْلَةُ بِنْتُ ثَعْلَبَةَ،
وَاللَّهِ لَوْ لَمْ تَنْصَرِفْ عَنِّي إِلَى اللَّيْلِ مَا انْصَرَفْتُ عَنْهَا حَتَّى
تَقْضِيَ حَاجَتَهَا إِلَى أَنْ تَحْضُرَ صَلَاةٌ فَأُصَلِّيَهَا ، ثُمَّ أَرْجِعَ
إِلَيْهَا حَتَّى تَقْضِيَ حَاجَتَهَا
Terjemahan
Dan Ibn Abi Hatim berkata: telah
bercerita kepada kami ayahku, telah bercerita kepada kami Musa bin Isma’il Abu
Salamah, telah bercerita kepada kami Jarir, yakni Ibn Hazim, dia berkata: aku
mendengar Abu Yazid (al-Madani) meriwayatkan, dia berkata:
Seorang perempuan yang disebut
Khaulah binti Tsa’labah menemui ‘Umar yang sedang berjalan bersama orang-orang.
Perempuan itu menghentikan ‘Umar, maka ‘Umar pun berhenti untuknya. ‘Umar
mendekati perempuan itu seraya mendoyongkan kepala untuk menyimak ucapan yang
disampaikan oleh perempuan itu. ‘Umar menyimpan kedua tangannya di atas kedua
bahunya sendiri hingga perempuan itu selesai dan pergi. Lalu seorang lelaki
berkata kepada ‘Umar, “Wahai Amir al-Mu’minin, kau menghentikan perjalanan para
lelaki Quraisy karena perempuan tua itu?” ‘Umar berkata, “Celaka kau! Tahukah
kau siapa perempuan itu?” Lelaki itu menjawab, “Tidak.” ‘Umar berkata, “Dialah
perempuan yang Allah mendengarkan keluhannya dari atas tujuh petala langit.
Dialah Khaulah binti Tsa’labah. Demi Allah, seandainya dia belum berpaling
dariku hingga malam hari, niscaya aku pun tidak akan berpaling darinya hingga
dia selesai dari urusannya denganku. Jika waktu shalat tiba, aku akan
melaksanakan shalat dulu, kemudian kembali kepadanya sampai dia selesai.” –SELESAI
…
Takhrij
Atsar ini dha’if (lemah) kerana
munqathi’ (terputus), Abu Yazid al-Madani tidak bertemu dengan ‘Umar bin
al-Khaththab –radhiyallahu ‘anhu …
Ibn Katsir berkata:
هذا منقطع بين أبي يزيد وعمر بن الخطاب
“Ini terputus di antara Abu Yazid
dengan ‘Umar bin al-Khaththab.”(Tafsir Ibnu Katsir 8/35)
Walaubagaimanapun terdapat riwayat
penyokong dari Aisyah ra:
عن عروة بن الزبير قال قَالَتْ عَائِشَةُ تَبَارَكَ الَّذِي
وَسِعَ سَمْعُهُ كُلَّ شَيْءٍ إِنِّي لَأَسْمَعُ كَلَامَ خَوْلَةَ بِنْتِ ثَعْلَبَةَ
وَيَخْفَى عَلَيَّ بَعْضُهُ وَهِيَ تَشْتَكِي زَوْجَهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ تَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكَلَ شَبَابِي وَنَثَرْتُ
لَهُ بَطْنِي حَتَّى إِذَا كَبِرَتْ سِنِّي وَانْقَطَعَ وَلَدِي ظَاهَرَ مِنِّي اللَّهُمَّ
إِنِّي أَشْكُو إِلَيْكَ فَمَا بَرِحَتْ حَتَّى نَزَلَ جِبْرَائِيلُ بِهَؤُلَاءِ الْآيَاتِ
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ
Dari ‘Urwah bin az-Zubair, dia
berkata: ‘Aisyah berkata:
Maha Suci Allah yang pendengaran-Nya
meliputi segala sesuatu. Sesungguhnya aku pernah mendengar ucapan Khaulah binti
Tsa’labah –hanya saja sebagiannya tak terdengar olehku- ketika dia mengeluhkan
suaminya kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat itu dia berkata,
“Wahai Rasulullah, suamiku telah memakan masa mudaku dan aku menaburkan perutku
untuknya (yakni melahirkan banyak anak darinya -pent). Akan tetapi, ketika
umurku semakin tua dan tak mampu lagi melahirkan anak, dia pun menzhiharku. Ya
Allah, aku mengadu kepada-Mu.” Terus-menerus Khaulah binti Tsa’labah mengadukan
suaminya hingga turun Jibril dengan ayat-ayat tersebut, “Sesungguhnya Allah
telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepadamu tentang
suaminya, dan mengadukan pula perihalnya kepada Allah.” (HR. Ibn Majah no.
2063, disahihkan oleh Syaikh al-Albani)
No comments:
Post a Comment