Dari Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن أبغض الكلام إلى الله أن يقول الرجل للرجل: اتق الله،
فيقول: عليك بنفسك.”
Ucapan yang paling dibenci oleh
Allah, seseorang menasihati temannya, ’Bertaqwalah kepada Allah’, namun dia
menjawab: ’Urus saja dirimu sendiri (HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman 1/359,
an-Nasaie dalam Amal al-Yaum wa al-Lailah no. 849, dan disahihkan Syeikh al-Albani
dalam Silsilah Hadith Sahih no. 2598).
Ucapan ini dibenci kerana ia
termasuk bentuk (sikap) kesombongan dan menyakiti perasaan orang yang mengajak
dirinya untuk berbuat baik. Sepertimana disebutkan di dalam al-Quran:
Nabi Nuh ’alaihi salam, mengadu
kepada Allah disebabkan sikap kaumnya semacam ini.
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا
( ) فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا ( ) وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ
لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ
وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا
Nuh berkata: “Ya Tuhanku
Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, Maka seruanku itu
hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Setiap kali aku menyeru mereka
(kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan jari mereka
ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap
(mengingkari) dan sangat menyombongkan diri. (QS. Nuh: 5 – 7)
Perilaku baik ucapan dan
perbuatan yang menolak kebenaran/ nasihat lalu meyakiti hati pemberi nasihat ini
sejatinya adalah manifestasi kepada sifat kesombongan:
بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاس
Menolak kebenaran dan merendahkan
manusia. (HR. Muslim no. 91)
Sikap seharusnya saat kita
menerima nasihat adalah bersyukur atas nasihat dan peringatan dari sesama
muslim. Hal ini kerana saling nasihat menasihati merupakan kewajipan sesama
muslim.
Oleh kerana itu khalifah Umar bin
Khathab Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
رَحِمَ اللَّهُ مَنْ أَهْدَى إِلَيَّ عُيُوبِي
Semoga Allah Ta’ala merahmati
orang yang menunjukkan kepadaku tentang aib-aibku (Ihya Ulumuddin 3/64).
Ataupun sebaiknya kita diam
janganlah diterjemahan kesombongan tersebut, untuk mengelakkan ancaman dosa
tersebut:
Daripada Sayidina Abu Hurairah
RA, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ
خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah dia berkata
baik atau diam (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47).
Hal ini bertepatan dengan hadith
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah R.A bahawa Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ تَجَاوَزَ لأُمَّتِي عَمَّا
حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسُهَا مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَكَلَّمْ بِهِ
Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla
memaafkan untuk umatku terhadap apa yang terlintas di hati mereka, selagi
mereka tidak melakukan atau mengucapkannya (HR. Muslim no. 127).
Rujukan
https://www.youtube.com/watch?v=_PVkCw-_jbI
https://nasehat.net/ucapan-yang-paling-dibenci-allah/
https://www.arrisalah.net/urus-saja-dirimu-sendiri-nahi-mungkar/
https://kangaswad.wordpress.com/2021/01/04/nasehat-tidak-berguna/
https://labrak.co/2022/04/perkataan-yang-paling-baik-dan-yang-paling-buruk/
No comments:
Post a Comment