Doa
حديثُ الدعاءِ عندَ ختمِ القرآنِ
اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي
إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ
وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ
وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
Terjemahan
Ya Allah, rahmati aku dengan
al-Qur`an, dan jadikanlah ia sebagai imam, cahaya, petunjuk dan rahmat bagiku.
Ya Allah, ingatkanlah aku akan ayat yang terlupa, dan ajari aku apa yang belum
aku ketahui darinya. Anugerahkan aku untuk membacanya di waktu malam dan siang.
Jadikan ia sebagai hujjah untukku, wahai Rabb semesta alam.
Takhrij
Hadith di atas disebutkan oleh Al
Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin 1/278 dan doa ini diriwayatkan oleh Abu Mansur
al-Arjani dalam kitab Fadha’il al-Qur`an bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam membacanya saat mengkhatamkan al-Qur`an.
Dalam sanad ini terdapat Daud bin
Qays al-Farra`, seorang tabi’u tabi’in yang meriwayatkan dari Nafi’ bin Jubair
bin Muth’im dan Ibrahim bin Abdullah bin Hunain. Al-Hafiz al-‘Iraqi menjelaskan
bahawa hadith ini mu’dhal (An-Nasyr fil-Qira`at al-`Asyr, Ibnul-Jazari 2/464;
al-Mughni ‘an Hamlil Asfar fil-Asfar, al-‘Iraqi 1/329)
Mu'dhal = Yakni pada sanadnya ada
dua rawi yang terputus secara berurutan. Dengan demikian, hadith ini termasuk
hadith yang lemah.
Selain itu, terdapat juga
beberapa jalan sanadnya meriwayatkaa hadith yang sama:
Ada yang berasal dari hadith Abu
Umamah radhiyallahu ‘anhu, dalam sanadnya ada perawi yang pendusta (hadith
maudhu’).
Ada pula dari hadith Abu
Hurairah, namun tidak diketahui siapa yang mengeluarkan hadith itu.
Ada juga hadith dari ‘Ali bin Al
Husain yang hukumnya mursal (seorang tabi’in berkata langsung dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan di dalamnya juga ada perawi yang dituduh
berdusta dan dituduh berfahaman Syiah Rafidah. (Syeikh Bakr Abu Zaid, Juz-u fii
Marwiyaat Du’a Khatmi al Qur’an, hal. 264).
Namun perlu diketahui bahawa bab
doa lebih longgar daripada bab zikir. Kita boleh berdoa dengan doa apa saja
sesuai dengan keperluan kita, meskipun tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam. Sesekali kita boleh membaca doa ini.
Adapun menjadikannya sebagai doa
yang selalu kita ucapkan setiap selesai membaca al-Qur`an, maka hal itu
memerlukan dalil khusus, dan tidak ada dalil yang sahih dalam hal ini (Syeikh
Bakr Abu Zaid, Juz-u fii Marwiyaat Du’a Khatmi al Qur’an, hal. 265).
Rujukan
Fatwa Soaljawab Islam no. 65581
No comments:
Post a Comment