Tuesday, 6 September 2022

Hadith doa khatam quran

 

Doa

 

حديثُ الدعاءِ عندَ ختمِ القرآنِ

 اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

 

Terjemahan

 

Ya Allah, rahmati aku dengan al-Qur`an, dan jadikanlah ia sebagai imam, cahaya, petunjuk dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku akan ayat yang terlupa, dan ajari aku apa yang belum aku ketahui darinya. Anugerahkan aku untuk membacanya di waktu malam dan siang. Jadikan ia sebagai hujjah untukku, wahai Rabb semesta alam.

 

Takhrij

 

Hadith di atas disebutkan oleh Al Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin 1/278 dan doa ini diriwayatkan oleh Abu Mansur al-Arjani dalam kitab Fadha’il al-Qur`an bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacanya saat mengkhatamkan al-Qur`an.

 

Dalam sanad ini terdapat Daud bin Qays al-Farra`, seorang tabi’u tabi’in yang meriwayatkan dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im dan Ibrahim bin Abdullah bin Hunain. Al-Hafiz al-‘Iraqi menjelaskan bahawa hadith ini mu’dhal (An-Nasyr fil-Qira`at al-`Asyr, Ibnul-Jazari 2/464; al-Mughni ‘an Hamlil Asfar fil-Asfar, al-‘Iraqi 1/329)

 

Mu'dhal = Yakni pada sanadnya ada dua rawi yang terputus secara berurutan. Dengan demikian, hadith ini termasuk hadith yang lemah.

 

Selain itu, terdapat juga beberapa jalan sanadnya meriwayatkaa hadith yang sama:

 

Ada yang berasal dari hadith Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, dalam sanadnya ada perawi yang pendusta (hadith maudhu’).

 

Ada pula dari hadith Abu Hurairah, namun tidak diketahui siapa yang mengeluarkan hadith itu.

 

Ada juga hadith dari ‘Ali bin Al Husain yang hukumnya mursal (seorang tabi’in berkata langsung dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan di dalamnya juga ada perawi yang dituduh berdusta dan dituduh berfahaman Syiah Rafidah. (Syeikh Bakr Abu Zaid, Juz-u fii Marwiyaat Du’a Khatmi al Qur’an, hal. 264).

 

Namun perlu diketahui bahawa bab doa lebih longgar daripada bab zikir. Kita boleh berdoa dengan doa apa saja sesuai dengan keperluan kita, meskipun tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Sesekali kita boleh membaca doa ini.

 

Adapun menjadikannya sebagai doa yang selalu kita ucapkan setiap selesai membaca al-Qur`an, maka hal itu memerlukan dalil khusus, dan tidak ada dalil yang sahih dalam hal ini (Syeikh Bakr Abu Zaid, Juz-u fii Marwiyaat Du’a Khatmi al Qur’an, hal. 265).

 

 

Rujukan

 

Fatwa Soaljawab Islam no. 65581

No comments:

Post a Comment

Kisah hamil perempuan mandul di zaman nabi musa as

  Matan kisah   Seorang wanita telah datang kepada Nabi Musa. Wanita itu berkata: “Doalah kepada Tuhanmu agar mengurniakan kepadaku seor...