Suatu hari Rasulullah mendatangi
Umar bin Khattab yang sedang menangis namun diselingi tertawa hampir bersamaan.
Rasulullah pun bertanya apa yang menyebabkan dirinya seperti itu. Umar
mengungkapkan bahawa ia teringat akan perilakunya dahulu kala pada masa
Jahiliyah.
Umar menangis sebab ia pernah
mengubur anak perempuannya hidup-hidup semasa Jahiliyah. Ia pun terbayang, bila
anak-anak perempuannya masih hidup, tentu ia boleh tinggal bersama mereka.
Bahkan boleh mendapatkan cucu yang banyak dari anak-anak perempuannya.
Sementara itu, yang membuatnya
tertawa ialah ketika hidup di masa jahiliyah ia biasa membuat patung-patung
berhala. Tak jarang, Umar membuat patung tersebut dari bahan gandum dan
manisan.
Tetapi ketika musim paceklik atau
tetiba Umar kelaparan, ia terpaksa mengambil potongan patung berhala tersebut
untuk dimakannya. Rasulullah yang mendengar ceritanya pun langsung tertawa
juga.
Takhrij
Kisah ini tiada asal (palsu)
(Fatwa Syabakah Islamiyah no. 270163
ولكن لم نطلع على أن عمر بن الخطاب ـ رضي الله عنه ـ كان يعبد أصنام العجوة
أو التمر، أو يسجد لتمرة، وما يشاع من قبيل ذلك لا أصل له، ولكنه كان مشركا قبل
الإسلام، ثم منَّ الله عليه بالإسلام، والإسلام يجبُّ ما قبله؛ قال تعالى: قُلْ
لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ
يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ {الأنفال:38}.
Kami tidak mengetahui bahwa Umar
bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu biasa menyembah berhala Ajwa atau kurma, atau
bersujud pada kurma, dan apa yang dikabarkan tentang itu tidak ada dasarnya,
tetapi dia adalah seorang musyrik sebelum Islam, maka Allah memberkati dia
dengan Islam, dan Islam harus mendahului itu; Allah Ta'ala berfirman:
Katakanlah kepada orang-orang kafir, jika mereka berhenti, akan diampuni masa
lalu mereka, dan jika mereka kembali, sunnah An-Naf telah berlalu (Al-Anf: 38).
No comments:
Post a Comment