Monday 18 March 2024

Kisah Raja Jahiliyah melihat bulan terbelah

 

Kisah

 

Setelah Abu Jahal dan gerombolannya merasa tidak mampu menghadapi Nabi Muhammad Saw, sementara matahari syari'at beliau makin tinggi dan orang-orang makin banyak yang beriman kepadanya, maka si gembong kafir itu lalu mengirim surat kepada Raja Syiria, Habib bin Malik, yang isinya sebagaimana berikut ini. Amma ba'du. Hendaknya diketahui oleh Sang Raja bahawa telah muncul di antara kita seorang tukang sihir yang sekaligus pembohong. Dia hanya mengakui satu Tuhan dan satu agama. Dia mencaci tuhan-tuhan kami. Setiap kali kami menghadapinya dengan berbagai argumentasi, selalu saja dia mengalahkan berbagai argumentasi kami. Hari ini agamamu dan agama leluhurmu telah lemah. Temuilah dia sebelum agamanya makin tersebar luas ke mana-mana." Merespons surat Abu Jahal itu, Habib bin Malik langsung berangkat ke Mekkah bersama dengan dua belas penunggang kuda. Sampai di al-Abthah, Sang Raja dan rombongan berhenti. Abu Jahal dan para pembesar Mekkah langsung menyambutnya dengan berbagai hadiah. Habib bin Malik bertanya kepada Abu Jahal tentang Nabi Muhammad SAW: "Tuan, tanyakan saja langsung kepada Bani Hasyim," jawab si ketua kafir. Orang-orang Bani Hasyim yang hadir di situ langsung memberikan jawaban: "Kami mengenal Muhammad sebagai orang yang jujur di waktu kecil. Setelah umurnya mencapai 40 tahun, dia lalu mencaci tuhan-tuhan kami dan menyebarkan agama yang bukan merupakan agama leluhur kami." "Bawa dia ke mari," perintah Sang Raja, "kalau mahu. Kalau tidak mahu, paksa saja." Mereka minta seseorang yang mahu memanggilnya. Abu Bakar yang kemudian bersedia mendatangi Rasulullah SAW dengan membawa pakaian merah dan surban hitam. Keduanya lantas dipakai oleh Sang Nabi, menuju kepada mereka yang sedang menunggu di al-Abthah. Abu Bakar berada di sebelah kanan beliau, sedang Khadijah berada di belakangnya. Ketika Habib bin Malik melihat Nabi Muhammad SAW, raja itu berdiri dalam rangka memuliakan beliau. Ketika Sang Nabi SAW duduk dan cahaya berkilau-kilau di wajahnya, mereka semua diam dan dirundung rasa takut. Kemudian terjadilah dialog antara Raja Syiria dengan Sang Nabi SAW sebagaimana berikut ini:

 

 

+: "Muhammad, engkau tahu bahawa semua nabi itu memiliki mukjizat, apakah kau punya mukjizat?"

 

-: "Apa yang kau inginkan?"

 

+: "Aku ingin matahari terbenam sekarang. Lalu muncul rembulan. Kau turunkan rembulan itu ke bumi, terus kau belah menjadi dua. Lalu rembulan itu menyatu kembali, naik lagi ke langit dengan terang-benderang."

 

-: "Apakah kau akan beriman kepadaku jika permintaanmu itu aku penuhi?"

 

+: "Ya, tapi juga dengan syarat kau beri tahu apa yang ada di hatiku."

 

 

Nabi Muhammad SAW lalu naik ke Gunung Abi Qubis. Di sana beliau shalat dua raka'at dan berdoa kepada Tuhannya. Malaikat Jibril turun menjumpai beliau dan berkata: "Sesungguhnya Allah Ta'ala menundukkan matahari, rembulan, siang, dan malam untukmu. Dan Habib bin Malik memiliki seorang putri yang lumpuh, tidak punya kedua tangan, tidak punya kedua kaki, tidak punya kedua mata. Sekarang Allah Ta'ala telah mengembalikan anggota-anggota tubuh itu pada putri Sang Raja."

 

 

Nabi Muhammad SAW turun dari Gunung Abi Qubis. Malaikat Jibril berada di angkasa. Para malaikat berbaris. Sang Nabi SAW menunjuk matahari dengan jarinya. Matahari berlari ke arah barat, lalu terbenam. Malam jadi kelam. Purnama muncul dengan terang-benderang. Sang Nabi SAW menunjuknya dengan jari, rembulan itu pun bergerak menuju bumi. Lalu terbelah menjadi dua. Kemudian menyatu, dan terbang lagi. Pun, matahari. Kembali sebagaimana semula.

 

 

"Masih ada satu syarat lagi," kata Raja Syiria. "Baiklah," sabda Sang Nabi SAW: "kau punya puteri yang lumpuh tak berdaya. Sekarang Allah Ta'ala telah mengembalikan anggota-anggota tubuhnya dan menjadikannya sehat."

 

 

Dengan riang dan penuh keyakinan, Habib bin Malik, Sang Raja Syiria, menandaskan: "Wahai penduduk Mekkah, aku tidak akan kufur lagi setelah beriman. Ketahuilah sesungguhnya aku bersaksi bahawa tidak ada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusanNya."

 

 

 

Penjelasan

 

kisah bulan terbelah sahih

 

 

Sebagimana juga dituliskan dalam Al-Qur’an tepatnya dalam surat Al-Qamar.

 

‎اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

‎وَاِنْ يَّرَوْا اٰيَةً يُّعْرِضُوْا وَيَقُوْلُوْا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ

 

Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrik) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus-menerus.” (QS. Al Qamar: 1-2)

 

Dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahawa penduduk Mekah (kaum musyrik) pernah meminta kepada Nabi Saw untuk memperlihatkan suatu tanda (mukjizat), maka terbelahlah rembulan, dan Allah Swt berfirman: Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. (Al-Qamaar: 1)

 

Dalam riwayat lain juga dari Anas, ia berkata,

 

‎فَأَرَاهُمُ الْقَمَرَ شِقَّتَيْنِ حَتَّى رَأَوْا حِرَاءً بَيْنَهُمَا

 

“Beliau perlihatkan kepada mereka bulan terbelah. Sampai mereka lihat Hira (nama tempat) di antara keduanya.” (HR. Bukhari no. 3655).

 

Dalam riwayat lain,

 

‎فِرْقَتَيْنِ؛ فِرْقَةً فَوْقَ الْجَبَلِ، وَفِرْقَةً دُونَهُ

 

“Terbelah dua. Satu belahan di atas gunung. Belahan lainnya di sisi yang berbeza.” (HR. al-Bukhari no. 4583).

 

Diriwayatkan juga dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

 

‎: انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم شِقَّتَيْنِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: “اشْهَدُوا

 

“Bulan terbelah menjadi dua bahagian di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Saksikanlah!’” (HR. no. 3437 dan Muslim no. 2800).

 

 

Tapi perincian seperti video di atas tidak sahih.

 

Kisah tersebut diriwayatkan oleh Syeikh Utsman al-Khubawi dalam Durratun Nasihin hal. 279-280 (Dar al-Arkam). Kata pentahqiq:

 

tidak ditemui asal dari kitab hadith sunnah





Tentang ada kisah ada raja india dikatakan sahabat nabi dan beri hadiah kepada nabi saw, ya ada hadith yang diriwayatkan al-Hakim dalam al-Mustadraknya 4/150, no. 7392 daripada Abi Said al-Khudri tentang seorang raja dari india datang menemui nabi saw dan berikan nabi halwa/jeruk halia, lalu nabi dan para sahabat mencicipinya.

 

Akan tetapi hadith tersebut tidak sahih, kerana terdapat dalam satu riwayat menceritakan raja yang datang itu pula dari Rom sepertimana yang diriwayatkan oleh at-Thabarani

 

Hadith hadiah halia itu menurut Abu Zur'ah dan ar-Razi munkar

 

cumanya memang adalah  kisah raja india datang mekah sebab tengok bulan terbelah di langit india itu dalam manuskrip sejarah India, yang disimpan  di perpustakaan di London....hal ini sepertimana disebutkan dalam Muhammad Rasulullah oleh Muhamaad Hamidullah hal. 152-173, dan kisah ini dinaqalkan juga oleh Syaikh Zainuddin dalam Tuhafat-ul Mujahidin. Selain itu,   ia juga dinakalkan dalam kitab-kitab sejarah kebelakangan ini seperti Khawatir Fi Ma`iyyat Khatam al-Anbiya Wa al- Mursalin karangan Dr. Zaghlul Najjar hal. 110 - 111 cetakan Nahdetmisr tahun 2004.

 

bahkan kisah ini menjadi buah perdebatan ahli sejarah akan kesahihannya, ada yang kata kisah dia datang tu bukan sejurus kejadian itu berlaku tapi lama kemudia bila Malik bin Dinar ra arab datang Kerala, ada yang kata dia menyaksikan secara mimpi, ada yang kata peristiwa itu 200 tahun sesudah Nabi wafat dan macam-macam lagi

 

 

Rujukan

 

Fatwa Syabakah Islamiyah no. 249724

 

https://seekersguidance.org/answers/history-answers/is-the-hadith-of-the-indian-king-who-saw-the-moon-split-and-travelled-to-madina-to-accept-islam/

 

https://www.hmetro.com.my/addin/2024/01/1049666/pembelahan-bulan-penyaksian-raja-cheraman

 

No comments:

Post a Comment

Hadith kelebihan solat di dalam Hijir Ismail

  Hadith kelebihan solat di dalam Hijir Ismail Matan hadith أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لأبي هريرة رضي الله عنه: " إن ...