Friday 9 August 2024

Kisah sahabat Nabi saw dengan calon pemuda syurga

 

Diceritakan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, tentang seorang sahabat yang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sabdakan di hadapan para sahabat lainnya bahwasanya ia adalah penghuni syurga,

 

كُنَّا جُلُوسًا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : “يَطْلُعُ عَلَيْكُمْ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ” فَطَلَعَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ تَنْطِفُ لِحْيَتُهُ مِنْ وُضُوئِهِ قَدْ تَعَلَّقَ نَعْلَيْهِ فِي يَدِهِ الشِّمَالِ. فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ ذَلِكَ، فَطَلَعَ ذَلِكَ الرَّجُلُ مِثْلَ الْمَرَّةِ الْأُولَى فَلَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الثَّالِثُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ مَقَالَتِهِ أَيْضًا، فَطَلَعَ ذَلِكَ الرَّجُلُ عَلَى مِثْلِ حَالِهِ الْأُولَى. فَلَمَّا قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبِعَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ فَقَالَ : “إِنِّي لَاحَيْتُ أَبِي فَأَقْسَمْتُ أَنْ لَا أَدْخُلَ عَلَيْهِ ثَلَاثًا فَإِنْ رَأَيْتَ أَنْ تُؤْوِيَنِي إِلَيْكَ حَتَّى تَمْضِيَ فَعَلْتَ” قَالَ : “نَعَمْ”قَالَ أَنَسٌ : وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ يُحَدِّثُ أَنَّهُ بَاتَ مَعَهُ تِلْكَ اللَّيَالِي الثَّلَاثَ فَلَمْ يَرَهُ يَقُومُ مِنْ اللَّيْلِ شَيْئًا غَيْرَ أَنَّهُ إِذَا تَعَارَّ وَتَقَلَّبَ عَلَى فِرَاشِهِ ذَكَرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَكَبَّرَ حَتَّى يَقُومَ لِصَلَاةِ الْفَجْرِ. قَالَ عَبْدُ اللَّهِ : غَيْرَ أَنِّي لَمْ أَسْمَعْهُ يَقُولُ إِلَّا خَيْرًا.

 

فَلَمَّا مَضَتْ الثَّلَاثُ لَيَالٍ وَكِدْتُ أَنْ أَحْتَقِرَ عَمَلَهُ قُلْتُ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنِّي لَمْ يَكُنْ بَيْنِي وَبَيْنَ أَبِي غَضَبٌ وَلَا هَجْرٌ ثَمَّ وَلَكِنْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَكَ ثَلَاثَ مِرَارٍ يَطْلُعُ عَلَيْكُمْ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَطَلَعْتَ أَنْتَ الثَّلَاثَ مِرَارٍ فَأَرَدْتُ أَنْ آوِيَ إِلَيْكَ لِأَنْظُرَ مَا عَمَلُكَ فَأَقْتَدِيَ بِهِ فَلَمْ أَرَكَ تَعْمَلُ كَثِيرَ عَمَلٍ فَمَا الَّذِي بَلَغَ بِكَ مَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

 

فَقَالَ : “مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ”. قَالَ : فَلَمَّا وَلَّيْتُ دَعَانِي. فَقَالَ : “مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ فِي نَفْسِي لِأَحَدٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ غِشًّا وَلَا أَحْسُدُ أَحَدًا عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ اللَّهُ إِيَّاهُ”. فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ : “هَذِهِ الَّتِي بَلَغَتْ بِكَ وَهِيَ الَّتِي لَا نُطِيقُ”.

 

Terjemahan

 

Anas bin Malik berkata, ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhu bercerita, ‘Aku tinggal bersama lelaki tersebut selama tiga malam. Anehnya, aku tidak pernah temukan ia mengerjakan salat malam sama sekali. Hanya saja, jika ia bangun dari tidurnya dan beranjak dari katilnya, lalu berzikir kepada Allah ‘Azza Wajalla dan bertakbir sampai ia mendirikan solat fajar. Selain itu juga, saya tidak pernah mendengar dia berkata, kecuali yang baik-baik saja.

 

Maka, ketika berlalu tiga malam dan hampir-hampir saja saya menganggap remeh amalannya, saya berkata, ‘Wahai kawan, sebenarnya antara saya dengan ayahku sama sekali tidak ada perselisihan dan saling mendiamkan seperti yang telah saya katakan. Akan tetapi, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang dirimu tiga kali, ‘Akan muncul pada kalian seorang lelaki penghuni syurga.’ Lalu, kamulah yang muncul tiga kali tersebut.

 

Maka, saya ingin tinggal bersamamu agar dapat melihat apa saja yang kamu kerjakan hingga saya dapat mengikutinya. Namun, saya tidak pernah melihatmu mengerjakan amalan yang banyak. Lalu, amalan apa yang membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai mengatakan engkau ahli syurga?’

 

Lelaki itu menjawab, ‘Tidak ada amalan yang saya kerjakan, melainkan seperti apa yang telah kamu lihat.’ Maka, tatkala aku berpaling, lelaki tersebut memanggilku dan berkata, ‘Tidak ada amalan yang saya kerjakan, melainkan seperti apa yang telah kamu lihat. Hanya saja, saya tidak pernah mendapatkan pada diriku, rasa ingin menipu terhadap siapa pun dari kaum muslimin, dan saya juga tidak pernah merasa iri dengki kepada seseorang atas kebaikan yang telah dikurniakan oleh Allah kepada seseorang.’ Maka, Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Inilah amalan yang menjadikanmu sampai pada darjat yang tidak mampu kami lakukan.

 

Takhrij

 

HR. Ahmad no. 12697, Abdurrazzaq dalam Musannnafnya no. 20559, Ibnu Mubarak dalam al-Zuhd no. 694, an-Nasaie dalam Sunan Kubra no. 10699, Abdul Humaid dalam Musnadnya no. 1157, al-Baihaqi dalam Syuabul Iman no. 6605, Ibnu Sunni dalam al-Amal al-Yaum wa al-Lailah no. 754, dll, daripada Anas ra

 

Darjat: diperselisihkan para ulama

 

a) sahih (al-Albani, al-Haithami, al-Mundziri, al-Bushiri)

b) dhaif (ad-Daraquthni, al-Baihaqi, Ibnu Hajar)

 

Dhaif lebih tepat (Fatwa Soaljawab Islam no. 147249)

No comments:

Post a Comment

Hadith tidurnya orang alim lebih baik dari ibadahnya orang jahil

  Matan hadith   نوم العالم أفضل من عبادة الجاهل   Terjemahan   Tidurnya orang alim lebih baik dari ibadahnya orang jahil   ...