Thursday, 23 April 2020

Bilal berhak ke atas azan dan imam berhak ke atas iqamat




Matan hadith


كَانَ مُؤَذِّنُ رَسُولِ اللهِ –صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ– يُمْهِلُ فَلاَ يُقِيمُ، حَتَّى إِذَا رَأَى رَسُولَ اللهِ –صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ– قَدْ خَرَجَ أَقَامَ الصَّلاَةَ حِينَ يَرَاهُ.

Terjemahan

Kebiasaan muazzin Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunggu sehingga ia tidak mengumandangkan iqamat sampai ia melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar (dari rumahnya). Ia mengumandangkan iqamat saat melihat Baginda Shallallahu ‘alaihi wa sallam


Takhrij

HR. At-Tirmidzi, no. 202 dari Jabir bin Samurah ra. Hadith ini dinilai sebagai hadith hasan oleh Syeikh al-Albani.

Setelah meriwayatkan hadith ini, Imam Tirmidzi mengatakan:

وَهَكَذَا قَالَ بَعْضُ أَهْلِ العِلْمِ: إِنَّ الْمُؤَذِّنَ أَمْلَكُ بِالأَذَانِ، وَالإِمَامُ أَمْلَكُ بِالإِقَامَةِ

Demikianlah sebhaagian ahli ilmu mengatakan: bahawa muazzin lebih berhak terhadap azan, sedangkan Imam lebih berhak terhadap iqamat (Sunan Tirmidzi, 1/275).

No comments:

Post a Comment

Kisah hamil perempuan mandul di zaman nabi musa as

  Matan kisah   Seorang wanita telah datang kepada Nabi Musa. Wanita itu berkata: “Doalah kepada Tuhanmu agar mengurniakan kepadaku seor...