1) Kembali kepada Allah swt
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Dan Kami cuba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana)
yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). [Al-A’raf: 168]
Maka menjadi keharusan atas setiap insan, untuk kembali menuju
ketaatan Allâh dan Rasul-Nya. Jauhilah segala tindak maksiat; niscaya Allâh pun
akan menolak bala dan bencana
2) Mengenal Allah swt pada waktu lapang
Rasulullah saw
bersabda:
اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ ! اِحْفَظِ الله تَجِدْهُ أَمَامَكَ ، تَعرَّفْ
إِلَى اللهِ في الرَّخَاءِ يَعْرِفكَ في الشِّدَّةِ
Jagalah Allah, nescaya Dia akan menjagamu! Jangalah Allah, nescaya
akan engkau dapati Dia di hadapunmu. Kenalilah Allâh di waktu lapang, niscaya
Dia mengenalmu di waktu sempit. [HR. Ath-Thabrani no. 11243, hasan]
3) Berdoa agar diangkat/terhindar dari
kesulitan/musibah/bencana
Rasulullah saw bersabda:
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
اسْتَسْقَى فَأَشَارَ بِظَهْرِ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاءِ
Sesungguhnya Nabi S.A.W melakukan istisqa’ (meminta doa hujan
turun), lalu baginda menghalakan bahagian zahir (atas) kedua pergelangan tangan
baginda ke arah langit (HR. Muslim no. 895)
Imam al-Nawawi dalam syarahan beliau ke atas
hadith ini berkata:
قال جماعة من أصحابنا وغيرهم : السنة
في كل دعاء لرفع بلاء كالقحط ونحوه أن يرفع يديه ويجعل ظهر كفيه إلى السماء ، وإذا
دعا لسؤال شيء وتحصيله جعل بطن كفيه إلى السماء واحتجوا بهذا الحديث
Sebahagian dari ashab kami dan selain mereka menyatakan bahawa
sunnah di dalam setiap doa mengangkat bala seperti kemarau dan seumpamanya
adalah dengan mengangkat kedua tangan dan menjadikan bahagian zahir (atas)
kedua tangannya mengarah ke langit. Dan apabila seseorang itu berdoa untuk
meminta dan mendapatkan sesuatu maka dia menjadikan bahagian batin (dalam)
kedua tangannya menuju ke langit. Dan mereka berhujahkan dengan hadith ini
(Syarah Al-Nawawi ‘ala Muslim 6/494).
Rasulullah saw juga ada mengajarkan doa
berikut:-
اللهمَّ إنَّي أعوذُ بك من زوالِ
نعمَتِك، وتَحَوُّلِ عافيَتِك، وفجْأةِ نقمتِك، وجميعِ سَخَطِك
Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari lenyapnya
nikmatMu, dari beralihnya keselamatan (yang merupakan anugerah)Mu; dari
datangnya siksaMu (bencana) secara mendadak, dan dari semua kemurkaanMu. (HR.
Muslim no. 2739)
4) Jangan menyelisihi ajaran/sunnah yang dibawa oleh Rasulullah saw
Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَلۡيَحۡذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ
عَنۡ أَمۡرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمۡ فِتۡنَةٌ أَوۡ يُصِيبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka hendaklah berhati-hati orang yang menyelisihi perintah
Rasul-Nya untuk tertimpa fitnah atau tertimpa azab yang pedih. (an-Nur: 63)
Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat ini,
“Hendaklah takut, siapa saja yang menyelisihi syariat Rasul secara
lahir maupun batin ‘untuk tertimpa fitnah’ dalam hatinya, baik berupa
kekafiran, kemunafikan atau bidaah; ‘atau tertimpa azab yang pedih’ di dunia
dengan dihukum mati, dihukum had, dipenjara, atau sejenisnya.” (Tafsir Ibnu
Katsir, 3/319).
5) Bertawakkal kepada Allah swt
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا
يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ
بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
[Ath-Thalaq:3]
6) Bertaqwa kepada Allah swt
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ
مَخْرَجًا ﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah nescaya dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
[Ath-Thalaq: 2-3]
7) Melakukan kebaikan kepada orang lain
Berbuat kebaikan
akan menjaga dari kebinasaan yang buruk; sebagaimana sedekah dengan
sembunyi-sembunyi akan memadamkan amarah Allâh.
Rasulullah saw
bersabda:
صَنَائِعُ المَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ
السُّوءِ وَالصَّدَقَةُ خَفِيّاً تُطْفِىءُ غَضَبَ الرَّبِّ
Berbuat kebaikan akan menjaga dari kebinasaan yang buruk; dan bersedekah
secara sembunyi-sembunyi akan memadamkan murka Ar-Rabb. [HR. Ath-Thabrani dalam
Mu’jam al-Awsath no. 6086, hasan]
8) Istighfar
Di antara amalan
yang menolak bala dan musibah adalah istighfar. Istighfar adalah hal yang
membuat Allâh Azza wa Jalla redha; dan menyelamatkan dari murka-Nya.
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ
فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu
berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang
mereka meminta ampun. [Al-Anfal:33]
Barangsiapa yang selalu beristighfar, maka Allah Azza wa Jalla
akan menjadikan untuknya jalan
kelapangan dari segala duka; dan jalan keluar dari segala kesempitan. Dan Allah
akan memberinya rezeki dari arah yang tidak pernah ia sangka.
9) Taubat dan meninggalkan kemaksiatan
Dan tidak lupa pula, kita harus bertaubat kepada Allah; kerana
Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang suka bertaubat dan mensucikan diri.
مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ
وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu berkata: “Tidaklah suatu
bencana ditimpakan, melainkan disebabkan dosa ; dan tidaklah suatu bala’
dihilangkan, melainkan dengan bertaubat.”(al-Jawabul kaafi hal. 87).
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa maksud menakuti-nakuti di sini
adalah agar manusia takut kepada Allah. Beliau berkata,
أذن الله سبحانه لها في الأحيان
بالتنفس فتحدث فيها الزلازل العظام فيحدث من ذلك لعباده الخوف والخشية والإنابة
والإقلاع عن معاصيه والتضرع إليه والندم
“Terkadang Allah swt mengizinkan bumi untuk bernafas maka
terjadilah gempa bumi yang dahsyat, maka muncul rasa takut dan khuwatir pada
hati hamba-hamba Allah dan agar mahu kembali kepada-Nya, meninggalkan
kemaksiatan dan merendahkan diri dihadapan-Nya serta menyesal (atas dosa dan
maksiat).” (Miftah Daris Sa’adah 1/229)
No comments:
Post a Comment