Matan hadith
Ada seorang lelaki yang berucap kepada untanya,
شَأْ لَعَنَكَ اللَّهُ.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم– « مَنْ هَذَا اللاَّعِنُ بَعِيرَهُ
». قَالَ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ « انْزِلْ عَنْهُ فَلاَ تَصْحَبْنَا
بِمَلْعُونٍ لاَ تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَوْلاَدِكُمْ
وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لاَ تُوَافِقُوا مِنَ اللَّهِ سَاعَةً
يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ ».
Terjemahan
“Hus (kalimat hardikan kepada unta agar jalannya cepat), semoga Allah
melaknatmu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Siapa yang
melaknat untanya itu?” Lelaki itu menjawab, “Aku, wahai Rasulullah.” Lalu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Turunlah (dan
turunkanlah barang-barangmu darinya) [1] Janganlah Engkau menyertai sesuatu
yang terlaknat. Janganlah Engkau mendoakan keburukan untuk dirimu sendiri.
Janganlah Engkau mendoakan keburukan kepada anak-anakmu. [2] Jangalah engkau
mendoakan keburukan pada harta-hartamu [3]. Agar (doa tersebut) tidak
bertepatan dengan saat-saat di mana Allah memberikan dan mengabulkan doa dan
permintaan kalian.”
Takhrij
HR. Muslim no. 3009, daripada Jabir bin Andillah ra. Sahih ijma'
No comments:
Post a Comment