Friday, 18 February 2022

Lebah juga mendapat wahyu?

 

Ternyata lebah adalah haiwan yang mendapatkan wahyu dari Allah, yaitu berupa ilham.

 

Allah Ta’ala berfirman,

 

وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُون

 

Dan Rabbmu telah mewahyukan kepada lebah, “Buatlah rumah-rumah di bukit-bukit dan pada pohon-pohon dan pada tempat-tempat  yang mereka (manusia) buat (QS. An-Nahl : 68).

 

Dalam kitab tafsir Jalalain dijelaskan,

 

وَأَوْحَى رَبّك إلَى النَّحْل وَحْي إلْهَام

 

Rabbmu mewahyukan kepada lebah berupa wahyu ilham

 

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,

 

في خلق هذه النحلة الصغيرة، التي هداها الله هذه الهداية العجيبة، ويسر لها المراعي، ثم الرجوع إلى بيوتها التي أصلحتها بتعليم الله لها

 

Pada penciptaan lebah yang kecil ini, Allah memberikan ilham berupa bimbingan yang ajaib. Allah memberi kemudahan bagi lebah untuk menuju padang rumput dan taman kemudian kembali ke rumah mereka yang telah mereka rancang demikian bagusnya dengan petunjuk Allah.

 

Perlu diketahui bahawa wahyu ada tiga macam sebagaimana yang terangkum dalam ayat berikut.

 

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلاَّ وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَآءِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلُ رَسُولاً فَيُوحِي بِإِذْنِهِ مَا يَشَآءُ اِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ

 

Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahawa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan [1] perantaraan wahyu atau [2]dibelakang tabir atau [3] dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinNya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS. As-Syura: 51).

 

Jadi macam-macam wahyu adalah:

 

Dengan tanpa wasilah atau perantara, misalnya di hati atau lewat mimpi

 

Wahyu dari balik hijab. Misalnya pada ayat ini:

 

فَلَمَّا قَضَىا مُوسَى الاَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِ ءَانَسَ مِن جَانِبِ الطُّورِ نَارًا قَالَ لأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّيَ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيَ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِخَبَرٍ اَوْ جَذْوَةٍ مِّنَ النَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ(29) فَلَمَّآ أَتَاهَا نُودِي مِن شَاطِئِ الْوَادِي الاَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَّامُوسَىآ إِنِّيَ أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

 

Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”. Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam .” (QS. Al-Qashah: 29-30)

 

Lewat perantara malaikat Jibril. Misalnya pada ayat ini,

 

قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىا قَلْبِكَ بِإِذنِ اللَّهِ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىا لِلمُومِنينَ

 

Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah. membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 97)

 

Demikianlah lebah yang mendapat wahyu dan mengikuti wahyu maka ia sangat bermanfaat bagi orang-orang, yaitu menghasilkan madu yang sangat bermanfaat. Allah Ta’ala berfirman,

 

ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

 

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat ubat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl: 69)

 

Jika kita mengikuti wahyu yang disampaikan oleh Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam insyaallah kita akan selamat dan bermanfaat bagi orang lain.

 

Dalam kitab Al-Fashl fi al-Milal wa al-Ahwa' wa al-Nahl karya Ibn Hazm az-Zhahir 1/149-159, dijelaskan panjang lebar dalam satu bab tersendiri tentang Inna fi al-Bahaim Rusul (sesungguhnya pada binatang ada rasul-rasul). Di antara dasarnya ialah ayat yang disebutkan di atas bahawa lebah mendapat wahyu dari Tuhan.

 

Ibn Hazm juga mengemukakan sebuah hadith:

 

Sesungguhnya Allah SWT memberitahukan kepada para nabinya, termasuk kepada setiap jenis dari berbagai jenis haiwan, hingga kepada sejenis kutu dan nyamuk

 

Hadith ini juga didukung oleh ayat:

 

Sesungguhnya, Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan, tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan (QS Fathir [35]:24).

 

Dalam ayat lain ditegaskan:

 

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga), seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan (QS al-An'am [6]:38).

 

Ayat-ayat dan hadith di atas dijadikan dasar oleh Ibn Hazm untuk berpendapat para nabi bukan hanya dari kalangan manusia, melainkan juga pada seluruh binatang dengan berbagai macam jenisnya.

 

Sebagaimana halnya nabi dari kalangan manusia berhak kepadanya wahyu, demikian pula halnya binatang. Mereka juga mempunyai nabi dan mendapatkan wahyu sebagimana disebutkan di atas. Bahkan, menurut Ibn Hazm, bangsa jin dan makhluk spiritual lainnya memiliki nabi atau rasul sebagaimana lazimnya pada setiap komuniti ciptaan Tuhan.

 

Rujukan


https://muslim.or.id/23830-lebah-hewan-yang-mendapat-wahyu.html

No comments:

Post a Comment

Hadith Keutamaan Menziarahi Orang Sakit

  Matan hadith   قَالَ -صلىّ الله عليه وسلّم-: إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ...