Ternyata lebah adalah haiwan yang
mendapatkan wahyu dari Allah, yaitu berupa ilham.
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ
بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُون
Dan Rabbmu telah mewahyukan
kepada lebah, “Buatlah rumah-rumah di bukit-bukit dan pada pohon-pohon dan pada
tempat-tempat yang mereka (manusia) buat
(QS. An-Nahl : 68).
Dalam kitab tafsir Jalalain
dijelaskan,
وَأَوْحَى رَبّك إلَى النَّحْل وَحْي إلْهَام
Rabbmu mewahyukan kepada lebah
berupa wahyu ilham
Syaikh Abdurrahman bin Nashir
As-Sa’di rahimahullah berkata,
في خلق هذه النحلة الصغيرة، التي هداها الله هذه الهداية العجيبة، ويسر لها
المراعي، ثم الرجوع إلى بيوتها التي أصلحتها بتعليم الله لها
Pada penciptaan lebah yang kecil
ini, Allah memberikan ilham berupa bimbingan yang ajaib. Allah memberi
kemudahan bagi lebah untuk menuju padang rumput dan taman kemudian kembali ke
rumah mereka yang telah mereka rancang demikian bagusnya dengan petunjuk Allah.
Perlu diketahui bahawa wahyu ada
tiga macam sebagaimana yang terangkum dalam ayat berikut.
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلاَّ وَحْيًا اَوْ مِنْ
وَّرَآءِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلُ رَسُولاً فَيُوحِي بِإِذْنِهِ مَا يَشَآءُ اِنَّهُ
عَلِيٌّ حَكِيمٌ
Dan tidak mungkin bagi seorang
manusiapun bahawa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan [1] perantaraan
wahyu atau [2]dibelakang tabir atau [3] dengan mengutus seorang utusan
(malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinNya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS. As-Syura: 51).
Jadi macam-macam wahyu adalah:
Dengan tanpa wasilah atau
perantara, misalnya di hati atau lewat mimpi
Wahyu dari balik hijab. Misalnya
pada ayat ini:
فَلَمَّا قَضَىا مُوسَى الاَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِ ءَانَسَ مِن جَانِبِ الطُّورِ
نَارًا قَالَ لأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّيَ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّيَ ءَاتِيكُم
مِّنْهَا بِخَبَرٍ اَوْ جَذْوَةٍ مِّنَ النَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ(29)
فَلَمَّآ أَتَاهَا نُودِي مِن شَاطِئِ الْوَادِي الاَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ
الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَّامُوسَىآ إِنِّيَ أَنَا اللَّهُ رَبُّ
الْعَالَمِينَ
Maka tatkala Musa telah
menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya,
dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah
(di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu
berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat
menghangatkan badan”. Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah
dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang
diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah
Allah, Tuhan semesta alam .” (QS. Al-Qashah: 29-30)
Lewat perantara malaikat Jibril.
Misalnya pada ayat ini,
قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىا قَلْبِكَ
بِإِذنِ اللَّهِ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىا
لِلمُومِنينَ
Katakanlah: “Barang siapa yang
menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Qur’an) ke dalam
hatimu dengan seizin Allah. membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS.
Al-Baqarah: 97)
Demikianlah lebah yang mendapat
wahyu dan mengikuti wahyu maka ia sangat bermanfaat bagi orang-orang, yaitu
menghasilkan madu yang sangat bermanfaat. Allah Ta’ala berfirman,
ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخْرُجُ
مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat ubat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (QS. An-Nahl: 69)
Jika kita mengikuti wahyu yang
disampaikan oleh Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam insyaallah kita akan
selamat dan bermanfaat bagi orang lain.
Dalam kitab Al-Fashl fi al-Milal
wa al-Ahwa' wa al-Nahl karya Ibn Hazm az-Zhahir 1/149-159, dijelaskan panjang lebar
dalam satu bab tersendiri tentang Inna fi al-Bahaim Rusul (sesungguhnya pada
binatang ada rasul-rasul). Di antara dasarnya ialah ayat yang disebutkan di
atas bahawa lebah mendapat wahyu dari Tuhan.
Ibn Hazm juga mengemukakan sebuah
hadith:
Sesungguhnya Allah SWT
memberitahukan kepada para nabinya, termasuk kepada setiap jenis dari berbagai jenis
haiwan, hingga kepada sejenis kutu dan nyamuk
Hadith ini juga didukung oleh
ayat:
Sesungguhnya, Kami mengutus kamu
dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan. Dan, tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang
pemberi peringatan (QS Fathir [35]:24).
Dalam ayat lain ditegaskan:
Dan tiadalah binatang-binatang
yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat-umat (juga), seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di
dalam al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan (QS al-An'am
[6]:38).
Ayat-ayat dan hadith di atas
dijadikan dasar oleh Ibn Hazm untuk berpendapat para nabi bukan hanya dari
kalangan manusia, melainkan juga pada seluruh binatang dengan berbagai macam
jenisnya.
Sebagaimana halnya nabi dari
kalangan manusia berhak kepadanya wahyu, demikian pula halnya binatang. Mereka
juga mempunyai nabi dan mendapatkan wahyu sebagimana disebutkan di atas.
Bahkan, menurut Ibn Hazm, bangsa jin dan makhluk spiritual lainnya memiliki
nabi atau rasul sebagaimana lazimnya pada setiap komuniti ciptaan Tuhan.
Rujukan
https://muslim.or.id/23830-lebah-hewan-yang-mendapat-wahyu.html
No comments:
Post a Comment